Friday, November 2, 2012

di siang bolong


Siang bolong, sejujurnya saya tertarik dengan kalimat ini. untuk itu dengan ketinggian hati, kesoktahuan absolut, dan kerendahan celana, saya akan menginterpretasikannya dalam bahasa pantat.

Kalimat tersebut terdiri dari dua kata yaitu siang dan bolong. Di mata kaum orang-orang sok tahu, pagi berarti sejuk, siang berarti panas, dan malam berarti dingin. Walaupun ketiga hal itu tidak berarti di kutub utara dan selatan. Namun, siang memiliki identitas yang pasti, yakni panas, dan hal ini berlaku bagi gumpalan-gumpalan otak manusia yang tinggal di wilayah garis katulistiwa.

Di siang hari, yang katanya panas, jika menengadahkan kepala ke atas, akan terlihat cahaya putih bersinar dengan sangat terang. Jika melihat secara seksama dan dalam tempo yang selama-lamanya akan terlihat bahwa langit tersebut bolong dan membentuk sebuah lubang putih yang sesungguhnya akan menjadi jalan menuju dimensi yang lain.

Ya, saya sudah memberikan bocoran, bolongnya langit di siang hari adalah jalan menuju ke dimensi lain, bukan neraka atau surga, tapi dimensi dimana bumi berbentuk jajar genjang dan transparan. Ruang angkasa berwarna putih dengan cahaya bintang berwarna hitam, tata surya tidak tertata dengan rapih, namun seperti kamar seorang mahasiswa yang sedang menempuh skripsi.

Jumlah planet terdiri dari 6 planet, yaitu sejenis bumi, sejenis pluto, sejenis saturnus, sejenis venus, sejenis mars, dan sejenis uranus. Semuanya sejenis, namun tidak sejati. Tidak ada bentuk geometri yang sejati, namun sejenis, tetapi bukan berarti sejati, namun antara sejenis dan sejati, dan hal itu pasti.

Kurang lebih seperti itu.