Tuesday, December 6, 2011
Wednesday, October 19, 2011
Tuesday, October 4, 2011
Friday, August 26, 2011
cerita tentang penindasan
Tai di balas oleh tai, tai yang kecil di balas oleh tai yang besar, seekor kucing menandai suatu wilayah dengan tainya, namun tai kucing tidak lebih besar dari tai anjing, sehingga tai anjing menutupi tai kucing, tai anjing tidak lebih besar dari tai kerbau, sehingga tai anjing di tutupi oleh tai kerbau, tai kerbau tidak lebih besar dari tai brotosaurus, sehingga tai kerbau di tutupi oleh tai brotosaurus, begitulah cerita mengenai perebutan kekuasaan di wilayah daratan, semua perihal kekuasaan ditentukan oleh tai.
Tai memegang peran penting dalam perebutan kekuasaan suatu wilayah daratan, tidak ada darah dalam peperangan, hanya tai. Bagi siapa yang tidak bisa mengeluarkan tainya saat perang, ia dinyatakan kalah, tidak peduli ukuran tubuhnya, karena yang dilihat hanyalah ukuran tai, sehingga mereka yg akan menuju medan perang akan makan lebih banyak daging dan sedikit serat agar ukuran tainya menjadi lebih besar.
Suatu ketika, perang tersebut dimenangkan oleh seekor kucing, serentak seluruh anggota medan perang mengalami shock berat terutama mereka yang berbadan besar, sehingga terjadilah intoleransi di dalam perang, segalanya lepas dari aturan, bukan anarki tetapi kerusuhan, brutal, penuh darah, si kucing yang memenangkan perang akhirnya mati di injak-injak secara brutal oleh seekor brontosaurus yang memiliki badan dan otak yang tidak sepadan.
Anjing dan kerbau, merasa terhina melihat si kucing mati dengan mengenaskan, moralitas dalam berperang ternodai oleh sikap brutal brontosaurus, akhirnya, si anjing dan kerbau melakukan formasi fusion, dan mereka bergabung menjadi makhluk setengah anjing setengah kerbau, menaklukan brontosaurus, menggigit kaki kanan bagian depan dengan kekuatan taring anjing, menusuk dada brontosaurus dengan kekuatan tanduk kerbau dan kekuatan melompat si anjing, brontosaurus lunglai, darahnya menyembur laksana hydrant lalu tumbang, dua penguasa daratan yang paling besar dan kecil telah tiada, hanya sisa kerbau dan anjing.
Hanya berdua, mereka konsisten akan menlanjutkan perang dengan tai, tidak ada lagi darah, yang ada hanyalah tai, karena dengan tai semua menjadi damai.
Saturday, July 9, 2011
sabda semesta
Idealisme, tersimpan dalam bentuk pikiran yang aktif, ia terjaga dengan sangat baik sampai sesekalinya dikeluarkan,ia dapat mengubah pola atau arus, tidak sekedar mengubah, terkadang juga masuk menambahkan posisi dan sifat mainstream ke arah tertentu. Idealisme, ia bersifat pengendali, tak dapat dihindari keberadaannya, bodoh bagi individu yang menyangkalnya,karena pada dasarnya, idealisme menjadi suatu bentuk pikiran atau sikap yang ideal pada suatu ide, bukan hanya sesuatu yang baru,melainkan hasil dari adaptasi terhadap lingkungan atau sistem. Idealisme, dia selalu ada dalam setiap posisi. Tempat dan waktu adalah santapan yang sangat menarik bagi idealisme untuk semakin berkembang. Idealisme, selalu ada dalam posisi apapun, perkembangan jaman adalah hasil darinya, ia berbentuk anti-thesis juga dialektik yang aktif. Idealisme, selalu ada dalam otak setiap individu dalam bentuk pikiran, disadari atau tidak itu urusan individu,dan jika terjadi perubahan dalam bentuk yang berkembang atau degradasi dari suatu lingkungan atau sistem dia adalah akibat dari idealisme. Idealisme adalah ...
Wednesday, June 22, 2011
cerita lama dari equilibrium
Kami memanggilnya harapan, tidak ada yg tahu pasti mengenai yang namanya kapan, itu misteri, tahu2 dia sudah berumur ratusan tahun, "ucapan itu". Memang manis, harapan selalu disebut2, menggaung disetiap sudut pikiran, tapi tumbang karena tekanan, pada akhirnya ia menjadi depresif yang mutlak, tidak ada satupun yang mampu mencapainya, "ucapan itu".
Sungguh, kami yang membayangkan itu menjadi filantropis, mengaggungkan harapan, mengukur dalam angka, bahkan, sudah pula kami temui akarnya apa, tapi ya, itu adalah akar bukan benihnya dan mengenai si "apa" yang membangun benih itu sehingga menjadi akar nestapa.
Kami hanya bisa sampai akar, dan di dalam akar itu, kami timbulkan si "apa" untuk mencapai akar dari harapan yang sudah dibangun. Kami sangat cinta membangun harapan dan mewujudkannya di dalam mimpi, untuk itu akar menjadi segalanya. Tidak kami pikirkan mengenai si "apa" itu yang menebar benih di atas tanah dan didapatnya proses penyerapan oleh air hujan ke dalam tanah, sungguh laissez-faire laissez-passeur. Dan kami tidak perlu tahu, mengenai itu urusan, si "apa", bukan kami.
Thursday, February 3, 2011
minor
Langit telah disabotase, senja berwarna hitam, hari itu ditutup oleh nyanyian Gloomy Sunday dari Rezső Seress, bersamaan dalam waktu 5 menit menuju pukul 6, sudah 10 orang telah meninggalkan raganya, saya melihat keluar jendela, orbs bertebangan seperti bunga kapas, tertiup angin, sangat perlahan, dan tak beraturan. Hawa bernyanyi bersama angin, para daun dalam famili pohon bergesek satu persatu menjadi irama dan lirik.
Raga mereka tertinggal di depan komputer, playlist musik masih berjalan, kini sudah tidak seseragam tadi, namun nada minor masih mendominasi. Jeritan histeris terdengar dari rumah sebelah, menangisi raga tak bernyawa, histeria bersontak di atas ubun-ubun, jeritan bersahutan saling membalas, tak kunjung pula mereka bangun. Kini para orbs, tidak terburu-buru untuk pergi, ketika histeria semakin membabi buta, mereka diam, perlahan kembali menuju raganya, hanya mampir, hanya melihat, dan menangis.
Raga mereka tertinggal di depan komputer, playlist musik masih berjalan, kini sudah tidak seseragam tadi, namun nada minor masih mendominasi. Jeritan histeris terdengar dari rumah sebelah, menangisi raga tak bernyawa, histeria bersontak di atas ubun-ubun, jeritan bersahutan saling membalas, tak kunjung pula mereka bangun. Kini para orbs, tidak terburu-buru untuk pergi, ketika histeria semakin membabi buta, mereka diam, perlahan kembali menuju raganya, hanya mampir, hanya melihat, dan menangis.
Esok hari, langit telah disabotase, fajar berwarna hitam, tangisan mereda, tak histeris, hanya volumenya mengecil, mata itu menjadi lebam, pipi itu menjadi kusam, mereka dihabisi oleh jeritan dan air mata. Pagi itu, bersamaan dalam waktu 5 menit menuju pukul 6, 10 orang berbaju hitam telah meninggalkan raganya, Gloomy Sunday dari Rezső Seress kembali berkumandang, benderanya telah terangkat, hormatlah mereka pada kematian.
Monday, January 10, 2011
penis emas
Baiklah, di kejauhan kepulan debu semakin tinggi, raungan sangkakala berbunyi angin membentuk taifun berwarna merah, para ksatria sudah datang dengan membawa sembilan ribu sembilan ratus empat puluh enam ribu tiga ratus delapan puluh satu tarantula bertanduk perunggu, entah bagaimana aku menghitungnya tetapi begitulah jika dilihat berdasarkan jumlah pori-pori kulit dan rajutan benang yang terbentuk di sekujur tubuh ini.
Ah, kulit ini seperti rajutan yang membentuk kain, jika aku perhatikan pola-pola garis di sekujur tubuh ini, dan garis di telapak tangan itu, ya, dia adalah hasil jahitan yang disulam dan digunakan sebagai penutup diseluruh rajutan kain ini, dan dari situ aku tidak hanya dapat menghitung pasukan tarantula bertanduk perunggu, tetapi juga dapat menghitung jumlah cahaya matahari, angin, dan tentu saja sentuhan kulitmu.
Tak perlu dipikirkan bagaimana cara menghitungnya, karena aku pun tidak tahu. Sekarang kita perhatikan saja pasukan tarantula bertanduk perunggu itu, dan mereka telah tiba. Berdiam diri pada jarak sepuluh meter di depan pintu gerbang, seratus limpa puluh juta km dari matahari, dan delapan ribu dua koma nol delapan km dari inti bumi, saat itu pula keluarlah sesosok pria dari kumpulan tarantula tanpa busana dan berpenis emas, ia menari, berguling, melompat, dan terkadang memainkan penis emasnya dengan menampar-namparnya, seluruh pasukan istana kaget serta kagum melihatnya namun mereka tetap siaga terhadap serangan.
Ternyata berdasarkan jumlah pori-pori dan garis kulit, aku dapat menebak secara gamblang bahwa ia adalah panglima perang dan kini ia sedang melakukan ritual untuk menyerang. Cukup tidak beretika, tak ada pesan sebelumnya bahwa gerombolan ini akan menyerang, kami pun tidak siap secara utuh. Tapi, baiklah, mereka telah kemari dan apa boleh buat, sembilan ribu sembilan ratus empat puluh enam ribu tiga ratus delapan puluh satu melawan empat ratus tujuh puluh enam dari jumlah keseluruhan dua ribu delapan ratus tiga puluh enam, sisanya sebanyak dua ribu tiga ratus enam puluh sedang terkena wabah depresi dan halusinasi setelah bermain bola bersama semut.
Sang panglima berpenis emas mengeluarkan sangkakala dari duburnya dan meniupkannya dengan lantang hingga terbentuklah kembali awan taifun namun kini berwarna kuning pekat dan dimulailah perang tanpa pesan itu. Di barisan depan para tarantula bertanduk perunggu menunjukan bokongnya dan mengeluarkan bulu-bulu yang dapat menyebabkan kantuk, akhirnya kami semua mengantuk dan kalah...
Ah, kulit ini seperti rajutan yang membentuk kain, jika aku perhatikan pola-pola garis di sekujur tubuh ini, dan garis di telapak tangan itu, ya, dia adalah hasil jahitan yang disulam dan digunakan sebagai penutup diseluruh rajutan kain ini, dan dari situ aku tidak hanya dapat menghitung pasukan tarantula bertanduk perunggu, tetapi juga dapat menghitung jumlah cahaya matahari, angin, dan tentu saja sentuhan kulitmu.
Tak perlu dipikirkan bagaimana cara menghitungnya, karena aku pun tidak tahu. Sekarang kita perhatikan saja pasukan tarantula bertanduk perunggu itu, dan mereka telah tiba. Berdiam diri pada jarak sepuluh meter di depan pintu gerbang, seratus limpa puluh juta km dari matahari, dan delapan ribu dua koma nol delapan km dari inti bumi, saat itu pula keluarlah sesosok pria dari kumpulan tarantula tanpa busana dan berpenis emas, ia menari, berguling, melompat, dan terkadang memainkan penis emasnya dengan menampar-namparnya, seluruh pasukan istana kaget serta kagum melihatnya namun mereka tetap siaga terhadap serangan.
Ternyata berdasarkan jumlah pori-pori dan garis kulit, aku dapat menebak secara gamblang bahwa ia adalah panglima perang dan kini ia sedang melakukan ritual untuk menyerang. Cukup tidak beretika, tak ada pesan sebelumnya bahwa gerombolan ini akan menyerang, kami pun tidak siap secara utuh. Tapi, baiklah, mereka telah kemari dan apa boleh buat, sembilan ribu sembilan ratus empat puluh enam ribu tiga ratus delapan puluh satu melawan empat ratus tujuh puluh enam dari jumlah keseluruhan dua ribu delapan ratus tiga puluh enam, sisanya sebanyak dua ribu tiga ratus enam puluh sedang terkena wabah depresi dan halusinasi setelah bermain bola bersama semut.
Sang panglima berpenis emas mengeluarkan sangkakala dari duburnya dan meniupkannya dengan lantang hingga terbentuklah kembali awan taifun namun kini berwarna kuning pekat dan dimulailah perang tanpa pesan itu. Di barisan depan para tarantula bertanduk perunggu menunjukan bokongnya dan mengeluarkan bulu-bulu yang dapat menyebabkan kantuk, akhirnya kami semua mengantuk dan kalah...
sekian
Subscribe to:
Posts (Atom)