Friday, November 2, 2012

stereologue

Saya tidak pernah punya inspirasi untuk menulis di siang bolong, namun saat ini perlu dipaksakan. Hasilnya? Kita lihat nanti, biarkan alurnya bergerak bebas seperti angin. 

Baiklah, bagaimana hari ini? tidak ada yang luar biasa, semua biasa-biasa saja.
Kamu selalu berkata seperti itu, bagaimana yang luar biasa itu bagi kamu? Hmm, saya tidak bisa menentukan, karena pada dasarnya saya adalah makhluk yang luar biasa.
Tinggi sekali omonganmu, kamu membual? Begitulah, tidak ada yang lebih tinggi dari bualan, jadi saya memilih untuk membual.
Kamu suka ikan bawal? Kurang lebih, karena gabungan hurufnya seperti bualan.
Apa yang terbayang di dalam pikiranmu ketika melihat semesta? Peri-peri kecil dan sebatang penis.
Mengapa? Korelasi yang jauh dan terlalu malas untuk dipikirkan.
Kamu percaya Tuhan? Ah mulai kamu, tidak ada yang tidak saya percaya di dunia ini, semua menarik kalau dipercaya.
Bagaimana caranya berpikir positif? Mudah, berpikirlah negatif.
Apakah kamu bisa menjawab semua pertanyaan di dunia ini? Tidak.
Mengapa? Malas.
Kamu bertanya sendiri dan menjawab sendiri, apakah berarti kamu gila? Itu bukan jaminan, karena banyak yang melakukannya, bedanya, beberapa orang butuh keberanian untuk terbuka.
Apa yang dibuka? Baju dan celana. Keberanian macam apa? Menelan kotoran sendiri. 

Menarik sekali tuan. Lain kali kita berbicara di pojok rumah, di tempat ini terlalu berisik.
Kira-kira dimana ini, tuan? Di antara.
Kantor berita? Bukan.
Antara bagaimana? Selisih antara otak kiri dan otak kanan.
Selisih? Kemungkinan yang sangat kecil untuk seimbang, tuan? Begitulah.
Saya berpikir antara, itu berarti pertengahan, tuan? Itu juga benar. Lalu? Tidak apa-apa.

di siang bolong


Siang bolong, sejujurnya saya tertarik dengan kalimat ini. untuk itu dengan ketinggian hati, kesoktahuan absolut, dan kerendahan celana, saya akan menginterpretasikannya dalam bahasa pantat.

Kalimat tersebut terdiri dari dua kata yaitu siang dan bolong. Di mata kaum orang-orang sok tahu, pagi berarti sejuk, siang berarti panas, dan malam berarti dingin. Walaupun ketiga hal itu tidak berarti di kutub utara dan selatan. Namun, siang memiliki identitas yang pasti, yakni panas, dan hal ini berlaku bagi gumpalan-gumpalan otak manusia yang tinggal di wilayah garis katulistiwa.

Di siang hari, yang katanya panas, jika menengadahkan kepala ke atas, akan terlihat cahaya putih bersinar dengan sangat terang. Jika melihat secara seksama dan dalam tempo yang selama-lamanya akan terlihat bahwa langit tersebut bolong dan membentuk sebuah lubang putih yang sesungguhnya akan menjadi jalan menuju dimensi yang lain.

Ya, saya sudah memberikan bocoran, bolongnya langit di siang hari adalah jalan menuju ke dimensi lain, bukan neraka atau surga, tapi dimensi dimana bumi berbentuk jajar genjang dan transparan. Ruang angkasa berwarna putih dengan cahaya bintang berwarna hitam, tata surya tidak tertata dengan rapih, namun seperti kamar seorang mahasiswa yang sedang menempuh skripsi.

Jumlah planet terdiri dari 6 planet, yaitu sejenis bumi, sejenis pluto, sejenis saturnus, sejenis venus, sejenis mars, dan sejenis uranus. Semuanya sejenis, namun tidak sejati. Tidak ada bentuk geometri yang sejati, namun sejenis, tetapi bukan berarti sejati, namun antara sejenis dan sejati, dan hal itu pasti.

Kurang lebih seperti itu.

bangun tidur ku terus mandi


Berapa lama saya terbangun? Mungkin sekitar 9 bulan. Sepanjang waktu tersebut saya habiskan untuk menyusun sebuah laporan pertanggungjawaban atas sekitar 2263 hari menggantung mimpi di kaki langit. Baru saja di kaki langit belum sampai alat kelamin apalagi ujung kepala, apalagi ruhnya. Bayangkan saja, ribuan hari dan mimpi itu hanya digantung saja.

Sekarang yang saya perlukan adalah sekedar menghibur waktu, waktu yang tampak kesepian. Waktu tidak bisa berbicara apalagi berargumen. Jadi untuk apa dihibur?

Waktu menjadi bagian yang terpenting dalam kehidupan makhluk hidup, sedangkan waktu tidak pernah hidup. Dia given dan seolah menjadi hidup. Dimanifestasikan dalam bentuk rotasi bumi dan jam. Setiap saat, jam selalu ada yang memandang. Rotasi bumi, terasa pun tidak, hanya saja butuh bantuan matahari agar ia menjadi lebih tenar dari jam. Namun, jam dan rotasi bumi tentunya tidak saling berkompetisi untuk ketenaran, bahkan jam tercipta setelah adanya rotasi bumi.

Angka di jam dimulai dari 0 hingga 24, jumlahnya genap, bagaimana jika dibuat ganjil menjadi 0 hingga 25, mungkin ceritanya akan lebih seru.

Mereka bilang bermain-main dengan waktu sama dengan buang-buang waktu. Itu berarti, waktu memiliki etika di dalam sistem kehidupan?! Oh bukan, mungkin aktivitas keuangan. Saya pun tidak yakin, senyawa waktu yang terbuang itu seperti apa dan bagaimana ia muncul sebagai sifat yang terbuang. Bagaimana dengan kematian? Sayangnya saya tidak punya imajinasi ke arah itu. Namun, sejumlah orang sok suci menyatakannya sebagai tak terhingga. Tapi, ya begitulah …