Tuesday, June 11, 2013

sepicis romansa


Pagi hari pukul 7.35, sebuah kondisi yang tidak biasa. Cuaca cerah, suhu udara berada di kisaran 14 derajat celcius. Langit tak berawan, warnanya biru, sangat biru, seperti tumpukan dari 100 warna biru hingga tampak seperti di kedalaman laut. Mata ini pun tak menyangka, seakan retina ingin berteriak "ANJING, KEREN BEUTS !!!".

Siapa sangka, kondisi tersebut berada di tanggal 12 hari jumat. Ya ,semua mengingatnya. Namun, rutinitas tetap berjalan seperti biasa, jarum jam tetap bergerak seperti tak peduli momentum, orang-orang berangkat kerja seperti hari jumat pada umumnya, dan jalanan tetap ramai oleh kepulan harapan. Tidak ada yang spesial, namun semua tahu itu tanggal 12 di hari jumat. Hanya saja cuacanya lebih dingin ketimbang hari-hari jumat sepanjang 8 tahun silam.

Ada apa dengan hari jumat tanggal 12, mengapa penting? Kiamat kah? Tentu saja bukan. Otak ini tidak akan berbicara kiamat, terlalu sepele. Itu sih, hanya mainan dari jutaan kaum perasa yang tertimbun dan saling menindih kemudian menjerit kesakitan dengan hal murahan seperti itu. 

Ada yang lebih penting, apa? Secangkir kopi. What The Fuck??!!!! Secangkir kopi ??!!! Betul sekali Tuan dan Nyonya, secangkir kopi lebih penting. Kenapa?? Karena saat itu adalah pagi hari pukul 7.35, sebuah kondisi yang tidak biasa. Cuaca cerah, suhu udara berada di kisaran 10 derajat celcius, langit tak berawan, warnanya biru, sangat biru, seperti tumpukan dari 100 warna biru hingga tampak seperti di kedalaman laut. Itulah sebabnya mengapa secangkir kopi lebih penting. Hanya sepicis romansa di pagi hari.