Friday, January 17, 2014

tersembunyi


"Sembahyanglah, agar kau diberi kemudahan dalam segala hal". Begitulah ungkapan yang keluar darinya. Ungkapan dari suara yang memberikan rasa hangat dan sejuk, yang tersayang dan tercinta. Namun, jiwa yang gegabah dan penasaran ini menyangkalnya, walau tetap merindu kehangatan dan kesejukan lantunan suaranya. Ia sudah memahami pilihan yang diajukan sejak hampir satu dasawarsa ini, untuk menjadi sang gegabah. 

Ah, bukan maksud diri ini menyangkal ungkapannya, menyangkal doanya, menyangkal kehangatannya, menyangkal kesejukannya, menyangkal rindunya, menyangkal rahmatnya, menyangkal dan menyangkal semua semua darinya. Tapi yang gegabah hampir tidak mengerti apa gunanya si sembahyang itu, bukan tidak percaya, hanya tidak mengerti, dan tidak faham. Mereka bilang mendekatkan diri pada yang ilahi ....... Ah sudahlah, dari situpun layar pikiran mulai menampakan geliat ego.

Layaknya bocah yang meraba-raba lantai, mencari mainan yang diinginkan ketika listrik padam, kemudian berteriak dan menangis memanggil sang bunda agar menyalakan pijarnya. Bocah pun akhirnya tersenyum karena ada pijak yang dapat dilihat. Di dalam cahaya remang, mainan yang justru ada di depan matanya terlihat lebih jelas. Sang bunda mengelus kepalanya dan tersenyum, namun si bocah hanya peduli dengan mainannya. Sang bunda menjaga pijar untuk si bocah agar ia bisa bermain di dalam terang, si bocah tidak peduli, teruslah ia seru dengan mainannya, mainan lamanya. Mainan lama yang tersembunyi di balik gelap.